Selasa, 04 Januari 2011

Satu kali pencet tombol "enter", karbon dioksida ikut terlepas keudara

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN--Di mesin pencarian internet, orang hanya perlu mengetik sebuah kata yang dicari, kemudian menekan tombol "enter". Namun tahukah Anda, dengan melakukan hal kecil itu orang sudah menyebabkan produksi karbon dioksida atau CO2? Sophie Fabricius bekerja pada sebuah badan yang disebut "CO2-online", sebuah badan sosial yang memberikan saran di internet, yang antara lain mengkhususkan diri pada masalah iklim.

Ia memberikan penjelasan, mengapa setiap kali menekan tombol orang menyebabkan perusakan iklim. "Pencarian informasi di internet menyebabkan pelepasan CO2 ke udara karena komputer pencari data bekerja dengan server besar. Server ini membutuhkan listrik dalam jumlah besar, yang menyebabkan CO2. Sebagian besar server tidak beroperasi dengan listrik dari sumber energi alternatif, melainkan dengan bahan bakar yang berasal dari fosil dan penyebab pengeluaran CO2 dalam jumlah besar," katanya.

Oleh sebab itu, Christian Kroll yang berusia 26 tahun dan berasal dari Jerman mengembangkan mesin pencari baru yang ramah lingkungan. Google yang "hijau" itu bernama Ecosia, dan sekarang dapat digunakan dalam bahasa Jerman, Inggris, Perancis, Italia, Belanda dan Spanyol. Untuk proses pencarian, Ecosia menggunakan teknik dari Yahoo dan Bing.

Di samping hasil pencarian biasa mereka juga menampilkan iklan berupa sejumlah situs lain, yang dapat dibuka pencari data. Jika iklan tersebut dibuka, Yahoo, Bing serta Ecosia mendapat uang. Empat perlima pemasukan disumbangkan Ecosia bagi perlindungan lingkungan. Tetapi bagi Christian Kroll yang penting bukan hanya ikut serta menjaga kelestarian lingkungan.

"Buat saya yang penting bukan mencari banyak uang. Melainkan menyumbangkan sesuatu untuk orang banyak. Tetapi jika tidak mendapat uang sama sekali, bagi saya, itu juga bukan jalan yang benar," tambahnya.

Seperlima dari pendapatan digunakan Ecosia untuk biaya administrasi dan gaji bagi lima pekerja bebas. Sisanya mengalir ke sebuah proyek perlindungan hutan tropis yang dijalankan organisasi perlindungan lingkungan World Wide Fund For Nature (WWF) di wilayah hutan Amazona di Brasil.

Dengan membantu perlindungan hutan tropis, Christian Kroll berusaha memberikan kompensasi bagi penggunaan energi, yang diperlukan setiap kali orang mencari data di internet. Dengan itu ia juga memberikan sumbangan untuk mencegah perubahan iklim.

Untuk melawan saingan yang sebesar Google, Ecosia mengalami kesulitan. Penawaran yang diberikan Google jauh lebih besar. Di Ecosia, misalnya orang tidak dapat mencari peta, gambar atau video secara langsung. Untuk kata-kata tertentu yang dicari di Ecosia, hasilnya juga kurang tepat. Namun demikian, sejak mulai beroperasi tahun lalu, setiap harinya lebih dari 100 ribu orang menggunakan mesin pencari yang ramah lingkungan tersebut.
Red: Siwi Tri Puji B

20.000 beasiswa untuk siswa miskin

REPUBLIKA.CO.ID, PAMEKASAN--Pemerintah akan memberikan beasiswa kepada 20.000 siswa miskin berprestasi pada 2011 ini. "Hal ini disampaikan Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) beberapa waktu lalu kepada kami di Dinas Pendidikan (Disdik) Pamekasan," kata Kepala Disdik Pamekasan Achmad Hidayat, Selasa (4/1).

Ia menjelaskan, penyediaan beasiswa kepada siswa miskin berprestasi tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Achmad Hidayat menuturkan, besiswa tersebut tidak hanya kepada siswa, tapi juga kepada mahasiswa yang memiliki nilai akademik tinggi, namun secara ekonomi tidak mampu.

Tidak hanya itu saja, pemerintah pusat melalui Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) juga akan memberikan perhatian khusus kepada pemerintah kabupaten/kota yang memiliki kepedulian dalam pengembangan bidang pendidikan. "Itu disampaikan langsung oleh Mendiknas bahwa Pemerintah akan memberikan perioritas bantuan dana pendidikan bagi pemkab yang konsisten mengembangkan bidang pendidikan," katanya menjelaskan.

Termasuk, sambung Achmad Hidayat kepada Pemkab Pamekasan yang menjadi bidang pendidikan sebagai perioritas pembangunan di wilayah tersebut. Dalam acara pengukuhan Kabupaten Pamekasan sebagai Kota Pendidikan pada Desember 2010 lalu, Mendiknas Mohammad Nur mengatakan, selain biaya

sekolah hingga lulus, pemerintah juga akan memberikan biaya pendidikan lain setiap bulannya dengan besaran bervariatif antara Rp 500 ribu hingga Rp 600 ribu. "Ini sebagai bentuk kepedulian Pemerintah dalam berupaya mencetak SDM yang berkualitas," katanya.

Ia menjelaskan, beasiswa tersebut dikhususkan bagi para siswa dari keluarga yang kurang mampu namun ia memiliki prestasi yang baik. "Kami akan membantu untuk meneruskan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi," katanya.

Dalam kesempatan itu, Mendiknas juga menekankan kepada Pemkab Pamekasan sebagai kota pendidikan di Pulau Madura agar senantiasa meningkatkan anggaran pendidikan dari 20 persen yang telah di tentukan oleh pemerintah pusat. Sehingga, sambung dia ketika itu, pencanangan pembangunan di Kabupaten Pamekasan sebagai kota pendidikan bisa berjalan dengan lancar tanpa hambatan yang berarti.

Menurut Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pamekasan Achmad Hidayat, pemberian beasiswa kepada siswa berprestasi sebenarnya telah dilakukan, hanya saja masih terbatas. "Kalau untuk siswa tingkat SD dan SMP semuanya telah gratis, tapi untuk tingkat SMA, dan SMK hanya sebagian saja," katanya.

Ia berharap bantuan dari pemerintah pusat untuk bidang pendidikan bisa diberikan kepada semua tingkatan pendidikan, termasuk SMA dan Perguruan Tinggi. "Soalnya kalau di Madura termasuk di Pamekasan yang menjadi faktor utama anak tidak bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, karena biaya," kata Achmad Hidayat menjelaskan.

Red: Djibril Muhammad
Sumber: antara